AKUNTANSI BIAYA | Contoh Soal Metode Harga Pokok Dalam Proses Melalui Satu Departemen
Metode Harga Pokok Dalam Proses Melalui Satu Departemen
Dik:
Biaya bahan baku Rp 5.000.000
Biaya bahan penolong Rp 7.500.000
Biaya tenaga kerja Rp 11.250.000
Biaya overhead pabrik Rp 16.125.000



Jumlah produk yang dihasilkan selama
bulan tersebut adalah :
Produk Jadi 2.000 KG
Produk dalam proses pada akhir bulan,
dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut
Biaya bahan baku 100%,
Biaya bahan penolong 100%,
Biaya
tenaga kerja 50%,
Biaya overhead pabrik 30%
Tingkat penyelesaian 500 Kg
Jawab:
Rumus :
unit ekuivalensi :Jumlah produk jadi + (tingkat penyelesaian produk dalam proses x jumlah produk dalam proses)
Biaya produksi per satuan : Total biaya : Unit ekuvalensi
Harga Pokok Produk Jadi : Jumlah Produk Jadi x Biaya Per Satuan
Produk Dalam Proses : Tingkat Penyelesaian x Produk Dalam Proses x Biaya Persatuan
Jawab:
Catatan :
BBB = Biaya Bahan Baku
BTK = Biaya Tenaga Kerja
BBP = Biaya Bahan Penolong
BOP = Biaya Overhead Pabrik
Rumus :
unit ekuivalensi :Jumlah produk jadi + (tingkat penyelesaian produk dalam proses x jumlah produk dalam proses)
Biaya produksi per satuan : Total biaya : Unit ekuvalensi
Harga Pokok Produk Jadi : Jumlah Produk Jadi x Biaya Per Satuan
Produk Dalam Proses : Tingkat Penyelesaian x Produk Dalam Proses x Biaya Persatuan
- Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan
Unsur
Biaya Produksi
|
Total
Biaya (Rp)
|
Unit
Ekuivalensi
|
Biaya
Produksi Per Satuan
|
Bahan Baku
Bahan
penolong
Tenaga kerja
Overhead
pabrik
|
5.000.000
7.500.000
11.250.000
16.125.000
|
2.000
+ (100% x 500) =2.500 kg
2.000 + (100%
x 500) = 2.500 kg
2.000 + (50%
x 500)
= 2.250 kg
2.000 + (30%
x 500)
= 2.150 kg
|
5.000.000
: 2.500 = Rp.2.000
7.500.000
: 2.500 = Rp.3.000
11.250.000
: 2.250 = Rp.5.000
16.125.000 : 2.150R = Rp.7.500
|
Total
|
39.875.000
|
Rp 17.500
|
- Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk Dalam Proses
Harga pokok produk jadi :
BBB = 2.000 kg x Rp 2.000
BBP = 2.000 kg x Rp 3.000
BTK = 2.000 kg x Rp 5.000
BOP = 2.000 kg x Rp 7.500
ATAU
2.000 kg x Rp 17.500
|
Rp
4.000.000
Rp
6.000.000
Rp 10.000.000
Rp 15.000.000
|
Rp 35.000.000
|
Harga pokok persediaan produk dalam
proses :
BBB = 100% x 500 kg x Rp 2.000
BBP = 100% x 500 kg x Rp 3.000
BTK = 50% x 500 kg x Rp 5.000
BOP = 30% x 500 kg x Rp 7.500
|
Rp
1.000.000
Rp
1.500.000
Rp
1.250.000
Rp
1.125.000
|
Rp
4.875.000
|
Jumlah biaya produksi bulan Januari 20XX
|
Rp
39.875.000
|
JURNAL
PENCATATAN BIAYA PRODUKSI
1.
Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
D) Barang Dalam Proses –
Biaya Bahan Baku Rp
5.000.000
K) Persediaan Bahan Baku Rp
5.000.000
2.
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong :
D) Barang dalam proses –
biaya bahan penolong Rp 7.500.000
K) Persediaan bahan penolong Rp
7.500.000
3.
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
D) Barang dalam proses –
biaya tenaga kerja Rp
11.250.000
K) Gaji dan upah Rp
11.250.000
4.
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik :
D) Barang dalam proses –
biaya overhead pabrik Rp
16.125.000
K) Berbagai rekening yang dikredit Rp 16.125.000
5.
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer
ke gudang :
D) Persediaan produk jadi Rp
35.000.000
K) Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 4.000.000
K) Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 6.000.000
K) Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp 10.000.000
K) Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 15.000.000
6.
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam
proses yang belum selesai diolah pada akhir bulan Januari 20XX :
D) Persediaan produk dalam
proses Rp
4.875.000
K) Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 1.000.000
K) Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000
K) Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp 1.250.000
K) Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000
Yes jadi mengerti
BalasHapus